Tukang sampah, tentu kita tidak
asing dengan kata itu. Dia dikenal dengan pekerjaannya yang selalu membersihan
sampah. Kita bisa melihat betapa mulianya pekerjaannya itu. Tapi perlu kita
perhatikan, sebutan itu kiranya kurang pantas disematkan kepada orang yang
pekerjaannya membersihkan sampah. Coba kalian fikir, bagaimana dia bisa disebut
dengan tukang sampah padahal dia yang sering membersihkan sampah? Kenapa dia
tidak disebut tukang bersih? Saya kira, sebutan “tukang bersih” itu jauh lebih
layak daripada sebutan tukang sampah.
Ngomong ngomong mengenai sampah.
Tahu nggak siapa yang layak disebut tukang sampah itu?
Tentu kita kompak menjawab bahwa tukang sampah adalah orang yang sering membuang sampah sembarangan. Bisa dibilang hobinya itu nyampah. Kita bisa lihat dilingkungan sekitar kita masih banyak tukang sampah berkeliaran. Masyarakat masih banyak yang membuang sampah dengan seenaknya sendiri. Ada yang dibuang di jalan, di sungai, di laut, di danau, dll. Banyak yang bilang, “ah, ini Cuma sampah kecil doang, dibuang sembarangan juga nggak ngaruh”. Coba bayangkan jika yang mempunyai pemikiran seperti itu banyak. Tentu akan banyak sampah kecil yang berserekan dan itu akan berdampak buruk bagi bumi ini. Contohnnya banjir, pencemaran lingkungan, dll. Dan yang lebih parahnya lagi, masih banyak kaum muslim yang masih suka nyampah. Padahal Allah sudah berfirman di QS. Al-Baqoroh :30.
Tentu kita kompak menjawab bahwa tukang sampah adalah orang yang sering membuang sampah sembarangan. Bisa dibilang hobinya itu nyampah. Kita bisa lihat dilingkungan sekitar kita masih banyak tukang sampah berkeliaran. Masyarakat masih banyak yang membuang sampah dengan seenaknya sendiri. Ada yang dibuang di jalan, di sungai, di laut, di danau, dll. Banyak yang bilang, “ah, ini Cuma sampah kecil doang, dibuang sembarangan juga nggak ngaruh”. Coba bayangkan jika yang mempunyai pemikiran seperti itu banyak. Tentu akan banyak sampah kecil yang berserekan dan itu akan berdampak buruk bagi bumi ini. Contohnnya banjir, pencemaran lingkungan, dll. Dan yang lebih parahnya lagi, masih banyak kaum muslim yang masih suka nyampah. Padahal Allah sudah berfirman di QS. Al-Baqoroh :30.
Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesung-guhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"
Sudah jelas bahwa Allah
memerintahkan manusia untuk menjadi khlaifah/pemimpin di bumi. Jika manusia mau
menggunakan akal mereka untuk berfikir mengenai hal ini, tentu mereka akan
menjaga baik baik bumi ini. Kita punya akal dan nafsu. Akal harus bisa
mengendalikan nafsu, jangan akal yang mengendalikan akal.
Maka dari itu, kita patut
berterima kasih kepada tukang bersih yang rela dan ikhlas menjaga bumi agar
tetap lestari. Jangan pernah memandang rendah tukang bersih. Yang patut
dipandang rendah adalah tukang sampah. Jangan sampai tukang sampah berkeliaran
di bumi ini. Mari kita jaga, rawat, lindungi, mngembangkan bumi kita tercinta
ini.
0 komentar:
Posting Komentar